Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Kenapa Rakyat Mau Jadi Wakil Rakyat?

Gambar
Kenapa Rakyat Mau Jadi Wakil Rakyat? 17 april 2019 besok merupakan puncaknya tahun politik di negeri ini. Pasalnya Indonesia akan mengadakan pemilihan umum serentak. Pertama kalinya pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif dilakukan bersamaan di Indonesia. Panasnya persaingan perebutan kursipun telah dimulai sejak jauh-jauh hari. “ Wakil rakyat itu lebih rendah dari rakyatnya,rakyatlah yang menduduki kuasa tertinggi, presiden, dan DPR itu hanyalah wakil kita, wakil rakyat” Kalimat tersebut sering dikatakan oleh para tokoh seperti SujiwoTejo, Cak Nun dan Gus Mus. Perkataan tersebut memang benar, dan tidak terbantah di negara demokrasi seperti Indonesia, sebab rakyatlah pemegang kedaulatan tertinggi. Meski begitu, masih sangat banyak yang mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Setiap tahun orang-orang selalu berebut kursi wakil rakyat, mulai dari tingkat daerah sampai ke pusat. Semua kalangan mulai dari pekerja seni, buruh, tokoh masyarakat, tokoh agama, penonton...

Millennial dan Pemilu

Gambar
Gambar: oleh Iim Azizah Dewasa ini kata-kata mengenai millennial dan pemilu sering sekali disampaikan pada ruang publik. Millenial merupakan generasi muda Indonesia atau bisa disebut juga dengan Generasi Y, merupakan anak muda yang lahir dalam masa perkembangan ilmu teknologi. Generasi millennial yang menjadi headline utama setiap percakapan bukan tanpa alasan, hal itu terjadi karena lebih dari 50% pemilih, adalah pemilih pemula dalam pemilu 2019 dan mereka kebanyakan adalah generasi millennial. Itulah alasan para tokoh politik lebih mengubah bahasa politik mereka ke arah millennial. Generasi muda seakan terlihat seperti tambang emas bagi para politikus dan berusaha menggaet sebanyak-banyaknya suara dari golongan millennial. Maka tidak usah kaget ketika melihat spanduk, dan baliho-baliho calon legislatif (caleg), maupun calon presiden (capres), sekarang terlihat kekinian dengan penampilan ala anak muda dan slogan-slogan pro generasi millenial. Selain sebagai peme...

Ikut Tanggung Jawab Atas Tranding Sampah Youtube

Gambar
Dewasa ini youtube menjadi media menonton video terpopuler bagi kalangan millennial. Dengan bermodalkan smartphone dan jaringan wifi yang ada dimana-mana, menjadikan youtube kebutuhan sebagian besar kaum muda di Indonesia. Baik itu kebutuhan memperoleh informasi berupa berita dan gosip, sampai kebutuhan hiburan untuk menonton comedy dan video game, semua tersedia di youtube. Bahkan tidak sedikit pula yang bertaruh nasib dengan menjadi konten creator di youtube, dan memiliki penghasilan yang menjanjikan. Makanya tidak heran profesi populer yang dicita-citakan oleh anak-anak zaman sekarang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kids Zaman Now adalah menjadi youtuber, yang disusul selebgram di posisi kedua. Dengan penghasilan puluhan juta dan popularitas setara dengan artis-artis papan atas, wajar jika youtuber menjadi salah satu profesi yang didambakan oleh semua orang. Ditambah sistem kerja menjadi konten kreator yang tidak mengikat, dan membuat video sesuai bakatnya, m...

Percakapan Cebong dan Kampret

Gambar
Malam itu kopi hitam yang ditemani oleh sebatang rokok begitu nikmat kurasakan. Aku bersama Ghani takzim mendengarkan dan berdikusi dengan Cebong. Hal yang sedari tadi kami bicarakan adalah tentang kaderisasi yang ideal untuk negara sebesar Indonesia. Kaderisasi pemimpin negara harus kita sadari menjadi tonggak yang cukup krusial dibentuk sedini mungkin. Tokoh-tokoh besar akan lahir dari kaderisasi yang sempurna, dan nantiknya merekalah yang memegang posisi penting dalam kepemimpinan negara ini. “Kaderisasi bukanlah dimulai dari ketika seseorang memegang amanah dalam suatu keorganisasian, jiwa kepemimpinan itu bahkan telah terjadi dari sekolah dasar, atau malah sebelum itu”. Ungkap Ghani selepas menghembuskan gebulan asap rokoknya. “Jadi jika kita membicarakan kaderisasi perlu dimulai dengan proses pendidikan terlebih dahulu”. Sambung Ghani berkata seperti para ahli pendidikan di TV yang bahkan belum pernah terjun untuk mengajar sebelumnya. “Pendidikan seperti apa dul...